Jumat, 09 Desember 2016

Makalah Tentang Alam Semesta





alam semesta



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori. Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu merupakan suatu materi yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali materi (zat). Dengan berakar pada filsafat yunani kuno dan semakin diterimanya materialisme ini dii abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme dialektis karl marx.
Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut
1.      Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2.      Bagaimana asal usul alam semesta?
3.      Bagaimana terbentuknya alam semesta dan penghuninya?
4.      Bagaimana terbentuknya alam semesta menurut agama Islam?
5.      Apakah alam semesta tersusun rapih, seimbang dan sempurna?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian alam semesta
2.      Untuk mengetahui asal usul alam semesta
3.      Untuk mengetahui terbentuknya alam semesta dan penghuninya
4.      Untuk mengetahui terbentuknya alam semesta menurut agama Islam
5.      Untuk mengetahui alam semesta tersusun rapih, seimbang dan sempurna

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Alam Semesta
Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih sekitar tahun 700-600 SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotic, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia ataupun yang tidak.
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori.

B.      Asal Usul Alam Semesta
Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan akhir, yang berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus ada selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang ada disekitar kita.
Disekitar rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan yang kita makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada di ibukota tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul dengan tiba-tiba. Semuanya ada yang menjadikanya dan ada asal usulnya. Tembok-tembok rumah, gedung misalnya, ia tersusun dari batu bata dan semen yang terbuat dari kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan paku yang turut memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya adalah “dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara tiba-tiba.
           Jika kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam semesta ini, ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya. Temuan-temuab ilmiah di abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan, pengamatan dan perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam semesta telah memiliki permulaan.bahwa ia muncul dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar, yakni ledakan yang teramat besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami pergerakan, perubahan, dan pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini memukau peti mati teori alam semesta sainitis. Sekarang fakta ini telah diterima oleh masyarakat ilmiah.
           Informasi ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini. Sebagaimana telah dinyatkan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan.
Temuan para ilmuwan modern ini membuktikan kebenran yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an lima belas abad lalu, bahwa alam semesta sebelum kejadianya masih berupa asap. Allah Swt menjelaskan penciptaan-Nya terhadap alam semesta sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an  yang artinya : Dan Dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asa, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanyamenurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab ‘Kami datang dengan suka hati’. (QS Fushilat[41]: 10-11).

C.    Terbentuknya Alam Semesta Dan Penghuninya
1.      Terbentuknya Alam Semesta
Teori Terbentuknya Alam Semesta
a.      Teori Dentuman Atau Ledakan
Mengutamakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan mempunyai jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti, massa yang meledak berserekan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok dengan berat jenis relatif kecil dari massa semula yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi ini terus bergerak menjauhi titik Intinya.
b.      Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)
Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:
“ Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya seluruh isi (Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.”
c.      Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.

D.    Terbentuknya Alam Semesta Menurut Agama Islam
Pada dasarnya Islam memberikan landasan yang nyata dalam setiap bidang kehidupan. Tidak saja dalam masalah-masalah tauhid, ibadah, keimanan maupun sosial kemasyarakatan. Sekaligus mencakup di bidang eksakta yang ada kaitannya langsung dengan fenomena alam semesta.
Penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an salah satunya adalah menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk melalui enam masa, akan tetapi penyebutan enam masa ini banyak menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an. Salah-satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan enam masa yaitu sebagaimana dalam surat An-Nazi’at ayat 27-33 sebagai berikut :
1.      Masa 1 (An-nazi’at ayat 27) Penciptaan Langit Pertama Kali
Alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Peristiwa big bang yang telah di kemukakan oleh Georges Lemaitre, George Gamow pada tahun 1930an, dan Stephen Hawking pada tahun 1980-an tersebut telah menjelskan kejadian awal alam semesta. Teori tersebut menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun sebuah titik yang sangat rapat, padat dan panas, yang di sebut titik singularitas, yaitu sebuah titik yang tidak terdefinisikan. Bukti dari teoriini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan dan debu yang meledak yang terdiri dari hidrogen, sehingga dapat dikatakan bahwa hidrogen adalah unsur pertama ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat.
Sehingga terjadi sebuah perubahan  wujud hidrogen yang  mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan  massa atom hidrogen yang berubah. Selanjutnya, angin dan bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, yang kemudian menyebar dan menghilangkan  debu yang mengelilinginya. Sehingga,dukhan yang tersisa berbentuk berupa piringan, kemudian membentuklah galaksi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa alam semesta yang kita kenal sekarang ini bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
2.      Masa 2 (An-nazi’at ayat 28) Pengembangan dan Penyempurnaan
Dalam ayat 28 terdapat dua poin pokok yaitu kata “meninggikan bangunan” dan “menyempurnakan”. Kata “meninggikan bangunan”disini hanya dapat dianalogikan sebagai alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi.
3.      Masa 3 (An-nazi’at ayat 29) Pembentukan Tata Surya termasuk  Bumi
Di dalam surat An-nazi’at ayat 29 ini saya menggaris bawahi tentangpenyebutan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dansiang yang terang benderang. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan bumi yang berotasi sehingga terjadilah pergantian siang dan malam. Dalam pembentukan tata surya banyak sekali yang memperkirakan bahwa pembentukan tata surya seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Akan tetapi perkiraan diatas masih relatif kebenarannya.
4.      Masa 4 (An- nazi’at ayat 30) Awal  Mula Daratan Bumi
Sebagaimana dalam surat An-nazi’at ayat 30 bahwa disana terdapatkata-kata penghamparan, para ahli tafsir mengartikan penghamparan adalah pembentukan super kontinen pangaea di permukaan Bumi. Perlu diketahui pula antara masa 3 dan 4 ada kesesuaian dengan surat-surat lain yang berhubungan dengan proses penciptaan alam semesta salah satunya adalah surat Al-fusshilat ayat 9 yang artinya:
“ Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
5.      Masa 5 (An-nazi’at ayat 31Pengiriman air ke Bumi melalui komet
Pada ayat ke 31 dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Lantas darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama.
Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
6.      Masa 6 (An-nazi’at ayat 32-33) Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan dan Tumbuhan
Dalam ayat di atas terdapat kata “gunung-gunung diguncangkan dengan teguh” para ahli tafsir menfsirkan bahwa setelah penciptaan daratan dan pembentukan air baru terbentuklah gunung, seiring dengan itu pula muncullah pertama kali tumbuhan. Setelah gunung terbentuk kemudian terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat yang ke-33. Demikianlah penafsiran enam masa mengenai proses terbentuknya alam semesta menurut Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta sampai manusia sebagai makhluk yang terakhir diciptakan

E.     Alam Semesta Tersusun Rapih, Seimbang dan Sempurna
Miliaran bintang dan galaksi dialam semesta bergerak dalam keseimbangan sempurna pada jalur-jalur yang sudah diciptakan oleh mereka. Bintang, planet dan satelit tidak hanya berputar pada sumbu masing-masing, tetapi juga bergerak bersama sistem sebagai bagian intergal. Terkadang galasi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak, melewati jalur galaksi lain. Namun ajaibnya tidak terjadi tubrukan yang merusak keteraturan jagad raya. Kejaiban ini wajib kita renungkan. (perhatikan firman Allah dalam QS AL-Mulk [67]:: 3-4, Nuh [71]: 15, Al-Furqan [25]:2.
Penemuan ilmiah abad  ke-20 yang saling susul dibidang astrofisika biologi membuktikan bahwa kehidupan dan alam semesta bermula dari penciptaan. Teori Big Bang menunjukan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Beragam penemuan telah mengungkapkan bahwa terdapat rancangan agung dan “penyelarasan” (fine tuning) dalam dunia materi dan dengan demikian pernyataan materialisme terbukti tidak berdasar. Dari kekuatan ledakan Big Bang hingga sifat fisika atom, dari tingkat kekuatan empat jenis gaya dasar hingga proses kimiawi bintang, dari jenis cahaya yabg dipancarkan matahari hingga tingkat keenceran air dari jarak bumi kebulan hingga tingkat gas-gas dalam atmosfer, dari jarak bumi kematahari hingga sudut kemiringan bumi terhadap bidang orbit dan dari perceptan perputaran bumi terhadap sumbunya hingga peran laut dan penggunaan dibumi, setiap detail kecil itu disesuaikan demi kehidupan kita. Saat ini dunia ilmiah menggambarkan keadaan ini dengan konsep “prinsip antropik” (anttropic principle) dan “penyelarasan” (fine tuning). Konsep ini merangkum kenyataan bahwa alam semesta bukan lah sekumpulan zat yang tidak bertujuan, tidak terkendali, dan terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki kegunaan bagi kehidupan manusia dan telah dirancang dengan ketelitian tertinggi.
Ayat-ayat tersebut menarik perhatian manusia pada ukuran dan keselarasan dalam ciptaan Allah. Kata taqdir, yang berarti “merancang”, “mengukur” dan “menciptakan dengan mengukur” digunakan dalam ayat Al-Qur’an, seperti Al-Furqan [25]: 2. Kata thibaq, yang berarti “dalam keselarasan” digunakan dalam Al-Mulk dengan kata tafawut, yang berarti “ketidaksesuaian”, “pelanggaran”, “ketidakaturan”, “berlawanan”, bahwa siapapun yang mencari ketidakserasian susunan alam semesta akan gagal menemukannya.
Istilah fine-tuning yang mulai digunakan akhir abad ke-20, mewakili kebenran yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut. Lebih dari seperempat abad terakhir, sejumlah besar ilmuwan, intelektual, dan penulis telah menunjukan bahwa alam semesta bukanlah kumpulan kebetukan belaka. Sebaliknya, jagad raya memeiliki rabcangan dan keteraturan yang luar biasa yang disesuaikan secara ideal untuk kehidupan manusia dalam setiap detailnya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih sekitar tahun 700-600 SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotic, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia ataupun yang tidak.
Penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an salah satunya adalah menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk melalui enam masa, akan tetapi penyebutan enam masa ini banyak menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan.

B.     Saran
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada pembaca agar memberikan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.


 
DAFTAR PUSTAKA

Syafe’i Imam, Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012. Modul Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit  PT Raja Grafindo Persada
 Wadiyatmoko, K.2004.Geografi SMA.Jakarta:Erlangga
 Herabudin,Drs, (2010), Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Banung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar