BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari
yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa
sampai yang tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada
diruang angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu
diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini
terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik
para ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai
teori. Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta
mempunyai ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk
selama-lamanya.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu
merupakan suatu materi yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali materi
(zat). Dengan berakar pada filsafat yunani kuno dan semakin diterimanya
materialisme ini dii abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam
bentuk materialisme dialektis karl marx.
Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal?
Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu
tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini.
Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu
contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas
kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu
sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu
akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah
bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu
pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan
betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika
dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut
1.
Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2.
Bagaimana asal usul alam semesta?
3.
Bagaimana terbentuknya alam semesta dan penghuninya?
4.
Bagaimana terbentuknya alam semesta menurut agama Islam?
5.
Apakah alam semesta tersusun rapih, seimbang dan sempurna?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian alam semesta
2.
Untuk mengetahui asal usul alam semesta
3.
Untuk mengetahui terbentuknya alam semesta dan penghuninya
4.
Untuk mengetahui terbentuknya alam semesta menurut agama Islam
5.
Untuk mengetahui alam semesta tersusun rapih, seimbang dan sempurna
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alam Semesta
Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih sekitar tahun 700-600
SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai
lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat
kehidupan yang biotic dan abiotic, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa
alam baik yang dapat diungkapkan manusia ataupun yang tidak.
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari
yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa
sampai yang tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada
diruang angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu
diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini
terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik
para ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai
teori.
B. Asal
Usul Alam Semesta
Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan
akhir, yang berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus
ada selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang ada
disekitar kita.
Disekitar rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan yang
kita makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung tinggi
yang ada di ibukota tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul dengan
tiba-tiba. Semuanya ada yang menjadikanya dan ada asal usulnya. Tembok-tembok
rumah, gedung misalnya, ia tersusun dari batu bata dan semen yang terbuat dari
kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan paku yang
turut memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya
adalah “dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti bumi ini
ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara
tiba-tiba.
Jika kita tilik lebih jauh lagi,
tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam semesta ini, ternyata alam
semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya. Temuan-temuab ilmiah di
abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh para pemikir terkemuka
dunia, melalui berbagai percobaan, pengamatan dan perhitungan, fisika modern
telah menemukan bahwa alam semesta telah memiliki permulaan.bahwa ia muncul
dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar, yakni ledakan yang teramat
besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami pergerakan, perubahan, dan
pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini memukau peti mati teori alam
semesta sainitis. Sekarang fakta ini telah diterima oleh masyarakat ilmiah.
Informasi ini sepenuhnya sesuai
dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini. Sebagaimana telah dinyatkan di
atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika dewasa ini adalah bahwa seluruh
jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari
ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan
“Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan.
Temuan para ilmuwan modern ini membuktikan kebenran yang telah diterangkan
dalam Al-Qur’an lima belas abad lalu, bahwa alam semesta sebelum kejadianya
masih berupa asap. Allah Swt menjelaskan penciptaan-Nya terhadap alam semesta
sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an yang
artinya : Dan Dia menciptakan dibumi itu
gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asa, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanyamenurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab ‘Kami datang dengan suka hati’.
(QS Fushilat[41]: 10-11).
C. Terbentuknya Alam Semesta Dan Penghuninya
1.
Terbentuknya Alam Semesta
Teori Terbentuknya Alam Semesta
a.
Teori Dentuman Atau Ledakan
Mengutamakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan
mempunyai jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi
inti, massa yang meledak berserekan dan mengembang dengan sangat cepat serta
menjauhi pusat ledakan, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok dengan
berat jenis relatif kecil dari massa semula yang kita kenal sebagai
galaksi-galaksi ini terus bergerak menjauhi titik Intinya.
b.
Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)
Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk
menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:
“ Alam semesta
diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang
lalu,kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval Atom).
Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya seluruh isi
(Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.”
c.
Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah
galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya
tenaga yang bersumber dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk
berbagai unsur lain yang kompleks pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan
bintang-bintang yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas
yang sangat tinggi.
D. Terbentuknya Alam Semesta Menurut Agama Islam
Pada dasarnya Islam memberikan landasan yang nyata
dalam setiap bidang kehidupan. Tidak saja dalam masalah-masalah tauhid, ibadah,
keimanan maupun sosial kemasyarakatan. Sekaligus mencakup di bidang eksakta
yang ada kaitannya langsung dengan fenomena alam semesta.
Penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an salah
satunya adalah menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk melalui enam masa, akan
tetapi penyebutan enam masa ini banyak menimbulkan permasalahan. Sebab, enam
masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode,
hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan
maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada
beberapa ayat Al-Qur’an. Salah-satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan enam masa
yaitu sebagaimana dalam surat An-Nazi’at ayat 27-33 sebagai berikut :
1. Masa 1
(An-nazi’at ayat 27) Penciptaan Langit Pertama Kali
Alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut
”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Peristiwa big bang yang
telah di kemukakan oleh Georges Lemaitre, George Gamow pada tahun 1930an, dan
Stephen Hawking pada tahun 1980-an tersebut telah menjelskan kejadian awal alam
semesta. Teori tersebut menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun sebuah
titik yang sangat rapat, padat dan panas, yang di sebut titik singularitas,
yaitu sebuah titik yang tidak terdefinisikan. Bukti dari teoriini ialah
gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan dan debu
yang meledak yang terdiri dari hidrogen, sehingga dapat dikatakan bahwa
hidrogen adalah unsur pertama ketika dukhan berkondensasi sambil
berputar dan memadat.
Sehingga terjadi sebuah perubahan wujud
hidrogen yang mengikuti persamaan E=mc2, besarnya
energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang
berubah. Selanjutnya, angin dan bintang menyembur dari kedua
kutub dukhan, yang kemudian menyebar dan menghilangkan debu
yang mengelilinginya. Sehingga,dukhan yang tersisa berbentuk berupa
piringan, kemudian membentuklah galaksi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
alam semesta yang kita kenal sekarang ini bagaikan kapas, terdapat bagian yang
kosong dan bagian yang terisi.
2. Masa 2 (An-nazi’at ayat
28) Pengembangan dan Penyempurnaan
Dalam ayat 28 terdapat dua poin pokok yaitu kata
“meninggikan bangunan” dan “menyempurnakan”. Kata “meninggikan
bangunan”disini hanya dapat dianalogikan sebagai alam semesta
yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit
terlihat makin tinggi.
3. Masa 3
(An-nazi’at ayat 29) Pembentukan Tata Surya termasuk Bumi
Di dalam surat An-nazi’at ayat 29 ini saya menggaris
bawahi tentangpenyebutan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita
dansiang yang terang benderang. Sehingga dapat ditafsirkan
bahwa penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan bumi yang berotasi
sehingga terjadilah pergantian siang dan malam. Dalam pembentukan tata surya
banyak sekali yang memperkirakan bahwa pembentukan tata surya seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus.
Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya
lebih kecil. Akan tetapi perkiraan diatas masih relatif kebenarannya.
4. Masa 4 (An- nazi’at
ayat 30) Awal Mula Daratan Bumi
Sebagaimana dalam surat An-nazi’at ayat 30 bahwa
disana terdapatkata-kata penghamparan, para ahli tafsir mengartikan
penghamparan adalah pembentukan super kontinen pangaea di permukaan Bumi. Perlu
diketahui pula antara masa 3 dan 4 ada kesesuaian dengan surat-surat lain yang
berhubungan dengan proses penciptaan alam semesta salah satunya adalah surat
Al-fusshilat ayat 9 yang artinya:
“ Katakanlah:
‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu
adalah Rabb semesta alam”.
5. Masa 5 (An-nazi’at ayat 31) Pengiriman air ke Bumi melalui komet
Pada ayat ke 31 dapat diartikan bahwa di Bumi belum
terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi
dari tidak ada air menjadi ada air. Lantas darimana datangnya air? Air
diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih
sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur
di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang
pertama.
Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio
Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen
pada umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air
terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di
dalam air.
6. Masa 6 (An-nazi’at ayat
32-33) Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan dan Tumbuhan
Dalam ayat di atas terdapat kata “gunung-gunung
diguncangkan dengan teguh” para ahli tafsir menfsirkan bahwa setelah
penciptaan daratan dan pembentukan air baru terbentuklah gunung, seiring dengan
itu pula muncullah pertama kali tumbuhan. Setelah gunung terbentuk kemudian
terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat
yang ke-33. Demikianlah penafsiran enam masa mengenai proses
terbentuknya alam semesta menurut Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta
sampai manusia sebagai makhluk yang terakhir diciptakan
E. Alam Semesta Tersusun Rapih, Seimbang dan Sempurna
Miliaran bintang dan galaksi dialam semesta bergerak dalam keseimbangan
sempurna pada jalur-jalur yang sudah diciptakan oleh mereka. Bintang, planet
dan satelit tidak hanya berputar pada sumbu masing-masing, tetapi juga bergerak
bersama sistem sebagai bagian intergal. Terkadang galasi yang terdiri atas
200-300 miliar bintang bergerak, melewati jalur galaksi lain. Namun ajaibnya
tidak terjadi tubrukan yang merusak keteraturan jagad raya. Kejaiban ini wajib
kita renungkan. (perhatikan firman Allah dalam QS AL-Mulk [67]:: 3-4, Nuh [71]:
15, Al-Furqan [25]:2.
Penemuan ilmiah abad ke-20 yang
saling susul dibidang astrofisika biologi membuktikan bahwa kehidupan dan alam
semesta bermula dari penciptaan. Teori Big Bang menunjukan bahwa alam semesta
diciptakan dari ketiadaan. Beragam penemuan telah mengungkapkan bahwa terdapat
rancangan agung dan “penyelarasan” (fine tuning) dalam dunia materi dan dengan
demikian pernyataan materialisme terbukti tidak berdasar. Dari kekuatan ledakan
Big Bang hingga sifat fisika atom, dari tingkat kekuatan empat jenis gaya dasar
hingga proses kimiawi bintang, dari jenis cahaya yabg dipancarkan matahari
hingga tingkat keenceran air dari jarak bumi kebulan hingga tingkat gas-gas
dalam atmosfer, dari jarak bumi kematahari hingga sudut kemiringan bumi
terhadap bidang orbit dan dari perceptan perputaran bumi terhadap sumbunya
hingga peran laut dan penggunaan dibumi, setiap detail kecil itu disesuaikan
demi kehidupan kita. Saat ini dunia ilmiah menggambarkan keadaan ini dengan
konsep “prinsip antropik” (anttropic principle) dan “penyelarasan” (fine
tuning). Konsep ini merangkum kenyataan bahwa alam semesta bukan lah sekumpulan
zat yang tidak bertujuan, tidak terkendali, dan terjadi secara kebetulan,
melainkan memiliki kegunaan bagi kehidupan manusia dan telah dirancang dengan
ketelitian tertinggi.
Ayat-ayat tersebut
menarik perhatian manusia pada ukuran dan keselarasan dalam ciptaan Allah. Kata
taqdir, yang berarti “merancang”, “mengukur” dan “menciptakan dengan mengukur”
digunakan dalam ayat Al-Qur’an, seperti Al-Furqan [25]: 2. Kata thibaq, yang
berarti “dalam keselarasan” digunakan dalam Al-Mulk dengan kata tafawut, yang
berarti “ketidaksesuaian”, “pelanggaran”, “ketidakaturan”, “berlawanan”, bahwa
siapapun yang mencari ketidakserasian susunan alam semesta akan gagal
menemukannya.
Istilah fine-tuning yang mulai digunakan akhir abad ke-20, mewakili
kebenran yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut. Lebih dari seperempat abad
terakhir, sejumlah besar ilmuwan, intelektual, dan penulis telah menunjukan
bahwa alam semesta bukanlah kumpulan kebetukan belaka. Sebaliknya, jagad raya
memeiliki rabcangan dan keteraturan yang luar biasa yang disesuaikan secara
ideal untuk kehidupan manusia dalam setiap detailnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam semesta menurut orang Babylonia (kurang lebih sekitar tahun 700-600
SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai
lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang di dalamnya terdapat
kehidupan yang biotic dan abiotic, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa
alam baik yang dapat diungkapkan manusia ataupun yang tidak.
Penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an salah satunya adalah
menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk melalui enam masa, akan tetapi
penyebutan enam masa ini banyak menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa
tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga
enam tahapan.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis menyarankan
kepada pembaca agar memberikan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafe’i
Imam, Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012. Modul
Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit PT
Raja Grafindo Persada
Wadiyatmoko,
K.2004.Geografi SMA.Jakarta:Erlangga
Herabudin,Drs,
(2010), Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Banung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar